Syiar Ramadan post authorBob 17 April 2021

Ramadhan Cara Mengukur Keimanan Seorang Mu’min

Photo of Ramadhan Cara Mengukur Keimanan Seorang Mu’min Dr. Usman. M.Ag, Sekpro PAI Pascasarjana IAIN Pontianak

Perang yang paling besar dalam sejarah Islam pada masa Nabi salah satunya adalah perang Badar. namun, Menurut Nabi Muhammad perang yang lebih besar dari perang badar adalah perang melawan hawa nafsu. Sesuai dengan hadis Nabi

?????????? ???? ?????????? ??????????? ????? ????????? ?????????? ???????? ????? ??????? ????????? ??? ???????? ????, ??????? ??????? ????????

Artinya : Kalian semua pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar. Lalu ditanyakan kepada Rasulullah saw. Apakah pertempuran besar wahai Rasulullah? Rasul menjawab" jihad (memerangi) hawa nafsu.

Hawa nafsu dalam konteks ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan duniawi yang terkadang manusia dalam posisi yang lemah untuk melepaskannya. Oleh karena perlu sebuah ujian atau tes yang nyata bagi umat Islam yang beriman dan bertakwa kepada Allah

Salah satu ujian atau tes yang sudah di persiapkan oleh Allah adalah perang/jidah melawan hawa nafsu, yang salah satu diantaranya adalah dengan datangnya bulan Ramadahan. Ramadhan adalah bulan untuk uji coba perang melawan hawa nafsu bagi umat Islam yang tidak memandang jabatan, harta, ras, kedudukan, warna kulit dan jenis kelamin.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat berat dalam menjalani kehidupan dan keseharian yang sangat berbeda dalam keseharian selama sebelas bulan sebelumnya. Disinilah terlihat bentuk dan model ketakwaan seorang hamba kepada Allah.

Namun, selain penuh cobaan yang ada bulan ramadhan juga bulan penuh keberkahan, rahmat dan ampunan.

Sebagai hadiah dalam beratnya perang menahan hawa nafsu, sampai Nabi Muhammad bersabda: Barang siapa yang senang dengan masuk (baca: datangnya) bulan ramadhan maka Allah mengharamkan jasadnya di sentuh api (masuk) neraka. Hal ini menunjukkan adanya reward dan punishmen dalam sebuah ujian dalam kehidupan manusia.

Sebagai salah satu bulan yang penuh keberkahan dan keagungan, bulan ramadhan juga bulan yang diperuntukkan bagi orang yang beriman kepada Allah yang didalamnya menunjukkan ketakwaan kepada Allah, sesuai dengan Firman Allah di dalam surah Al-baqarah ayat 183:

???????????? ????????? ?????????? ?????? ?????????? ?????????? ????? ?????? ????? ????????? ??? ?????????? ??????????? ??????????  ???

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang berpuasa adalah orang yang beriman kepada Allah, walau dalam beberapa pandangan ulama’ Islam Klasik membagi beberapa kategori atau tingkatan Iman sesuai dengan kemampuan dan perilakunya dalam kehidupan keseharian. Salah satu ulama yang mengkategorisasikan tingkat keimanan seorang mu’min adalah Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghozali al-Thusi di dalam kitab monumentalnya yang berjudul Ihya’ ‘Ulumuddin.

Di dalam kitab Ihya’ ‘Ulumuddin Imam Abu Hamid Muhammad al-Ghozali al-Thusi, Menyatakan Bahwa Iman ada 3 (tiga) macam. Diantara tingkatan Iman manusia yang terbagi menjadi tiga. Pertama, iman orang awam. Kedua, iman ahli kalam. ketiga, iman orang arifin”.

Iman orang awam adalah iman orang yang mengikuti/taqlid pada seseorang yang ia percayai tanpa mempertanyakan dan dianggap benar. Ibarat Abdullah yang meyakini Sueb ada di dalam rumah tapi Abdullah tidak melihat sendiri di dalam rumah. Abdullah percaya hanya mendengar informasi dari seorang yang ia percayai, sehingga ia tidak perlu melihat apakah Sueb ada di rumah atau tidak.

Kedua, iman ahli kalam adalah iman yang membutuhkan dalil atau bukti. Dalam perumpamaan sebelumnya tadi, Abdullah tidak langsung melihat Sueb ada di rumah, namun Abdullah mendengar dari luar rumah jika ada suara Sueb di dalam rumah tersebut. Suara ini yang membuktikan bahwa Sueb ada di dalam rumah. Ketiga, ini, imannya orang-orang Arifin.

Yaitu orang yang menyaksikan langsung Allah dengan ‘nur yaqin’ (cahaya keyakinan batin). Ibarat yang di rumah tadi, bahwa Abdullah melihat langsung Sueb ada di dalam rumah.

Dengan demikian bahwa korelasi antara bulan ramadhan dengan tingkat kategorisasi keimanan seseorang sangat mudah untuk menakar atau mengetahui, dimanakah posisi keimanan kita dalam berperang dalam melawan hawa nafsu dengan segala ujiannya dalam menjalankan ibadah puasa ramadhan, apakah kita termasuk kategori iman orang awam, iman ahli agama atau kalam dan imannya orang arifin.

Semoga Allah, selalu memberikan hidayah-Nya kepada ummat Nabi Muhammad. Amin. (*)

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda